tanah subur yang pernah rawat bersama
menyambut datangnya hujan yang menyegarkan
Saat menyusuri anak sungai
memancing ikan untuk santapan malam
atau mengokang senapan memburu murai di atas bebatuan
membuat tidak sadar akan matahari
menjilati kulit-kulit legam kita
tiap lembar dedaunan dan desiran air
tiada henti menyiratkan makna
yang kita sadari saat dewasa.
by : Febrian

ini adalah tulisan puisi pertama saya yang pernah dimuat di media online SUARA USU.
saya malu, sebagai seorang redaktur saya tidak terlalu mahir dalam memainkan bahasa sastra seperti puisi.
Namun saya sangat berterima kasih kepada rekan seperjuangan saya Kartini Zalukhu yang menelpon saya untuk segera menulis puisi karena tinggal saya yang belum mengisi rubrik puisi selama liburan berjalan. Maka dengan tekanan yang ia berikan juga melaui sms setiap hari saya bisa mengahsilkan sebuah puisi.
maka saya menyadari, untuk menulis puisi pun butuh keberanian. saya selama ini malu untuk mengungkapkan isi hati dan uneg-uneg saya lewat puisi.
hhm.,
saya ingin ahli menulis.
0 komentar: