Oleh: Febrian Fachri
Kasat mata hanya biasa. Tapi bila
ditilik lebih dalam, menyimpan warisan berharga seorang bangsawan yang cinta
dengan budayanya.
foto: Sofiari Ananda |
Sekilas, rumah yang beralamat di Jalan Abdullah
Lubis No. 42 Kota Medan itu terlihat seperti
rumah biasa. Perbedaan tampak pada bagian atap
sebagian rumah dihiasi corak melayu. Masuk dari garasi, kita akan langsung
dipersilakan naik ke lantai dua. Di sana sudah menanti lebih kurang tujuh
ribu judul koleksi buku Tengku Luckman Sinar, pemangku adat kesultanan Melayu Serdang.
Tak lain, rumah itu adalah ruang koleksi buku pribadi milik Tengku Luckman
Sinar, yang kini telah dapat diakses masyarakat. Tempat ini buka dari Senin
sampai Sabtu mulai pukul 09.00 pagi hingga pukul 17.00.
Pasca meninggalnya Pemangku Adat
Kesultanan Melayu Serdang bergelar Tuanku Luckman
Sinar Basarshah II pada awal 2011 lalu, keluarganya sepakat mendirikan
sebuah taman baca untuk mengenang Tengku Luckman semasa hidup. Amanah utama
Tengku Luckman kepada keluarganya adalah agar menjaga koleksi buku yang sangat
ia banggakan. Dengan begitu, peninggalan Tengku Luckman akan dapat memberikan
manfaat ilmu kepada seluruh masyarakat.
Mereka merevitalisasi sebagian
rumah keluarga untuk dapat dijadikan sebuah fasilitas umum. Selain itu mereka
juga pelajari tata cara pengarsipan agar dapat melayani pengunjung dengam baik.
Buku-buku di sana
tersusun rapi, dikelompokkan dalam kategori sejarah, catatan perjalanan, kesusastraan,
kesenian, ilmu terapan, ilmu alam, ensiklopedia terbitan berseri dan selebihnya
buku yang masih belum terdata.
Mendalami sosok Tengku Luckman Sinar, putrinya Tengku Mira Sinar yang
mengelola taman baca ini mengatakan, ayahnya adalah sosok yang sangat cinta
dengan kebudayaan Melayu. Saat berprofesi
sebagai dosen di Fakultas Sastra USU (sekarang Fakultas Ilmu Budaya), Tengku Luckman selalu giat mempelajari dan meneliti tentang budaya Melayu
terutama Melayu Sumatera. Penelitian yang Tengku Luckman lakukan bahkan sampai
ke luar negeri untuk mencari rekam jejak yang ditulis oleh peneliti barat saat
masa penjajahan.
Dalam aktivitas penelitian inilah, ia gemar mengumpulkan
catatan-catatan sejarah Indonesia di luar negeri. Jadilah ia dapat memperluas dari
mempelajari budaya melayu hingga sejarah Indonesia, bahkan dunia.
Di antara buku-buku langka ia kumpulkan itu ialah Indonesia Possible Dream yang ditulis oleh
Howard Parfley Jones, Wedloop met de
Moeson karya G F Jacobs, Indonesia From Sabang To Merauke karya
John Keay dan masih banyak yang lain.
Dikatakan Mira, hal
ini menjadi penarik bagi pengunjung hingga mulai berdatangan ke
taman baca ini. Sejak keluarga mereka menjadikan tempat ini menjadi sebuah
taman baca rata-rata pengunjung lebih kurang seratus orang perminggu.
“Kebanyakan pengunjung kalangan pelajar dan peneliti, bahkan ada peneliti yang
dari luar negeri juga,” katanya sambil memperlihatkan data pengujung, Selasa (11/9).
foto: Sofiari Ananda |
Kepala Sub
Bidang Kelembagaan Perpustakaan Daerah (Pusda) Sumatera Utara (Sumut) Jojor Sitorus
Pane mengatakan, Pusda sangat mengapresiasi keberadaan Taman Baca Masyarakat
(TBM) Luckman Sinar. Tahun ini TBM Luckman Sinar berhasil meraih predikat
taman baca terbaik Sumut di ajang lomba taman baca oleh Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi (BPAD) Sumut, Juli lalu. Predikat ini diberikan karena TBM Luckman Sinar dinilai dapat memenuhi kebutuhan pengguna dalam mencari referensi terutama untuk
penelitian.
Meski baru menginjak
usia enam bulan, Jojor bilang TBM Luckman Sinar sebenarnya sudah bisa dikategorikan
sebagai perpustakaan, karena telah mempunyai koleksi sekitar tujuh ribu judul. Jauh melebihi syarat sebuah perpustakaan
yang minimal punya seribu judul buku. Begitu juga dengan sarana dan prasarana
operasional yang tetap serta mampu melayani kebutuhan pengakses. “Apalagi menyediakan buku yang
tak dapat diakses di tempat lain,” ucap Jojor.
Pusda juga akan mengusahakan
agar buku langka yang terdapat di Taman Baca Luckman Sinar dapat direproduksi lagi.
Merujuk UU No 4 Tahun 1996 tentang wajib menyimpan karya cetak dan karya rekam,
Jojor mengatakan jika catatan sejarah yang dikoleksi di Taman Baca Luckman Sinar
harus terdata dideposit Pusda. “Kami akan usahakan cetak ulang aja,” ujarnya.
Menyadari taman
baca yang ia kelola masih butuh pembenahan, Mira mengaku sedang mengusahakan
agar TBM Luckman Sinar juga dibantu berbagai pihak. “Saya mengharapkan tempat ini terpublikasikan kepada seluruh masyarakat sembari masih menata ulang,” kata Mira.
Sarat Buku Dasar Kajian Lokal
Muhammad Iqbal
Damanik Mahasiswa Ilmu Komunikasi USU merasa kehadiran TBM Luckman Sinar
sebagai wahana baru. Mahasiswa yang kerap meneliti ini mengatakan berada di tempat ini seakan terbawa kepada suasana yang kental
dengan Melayu.
foto: Sofiari Ananda |
Dari
beberapa buku yang ia lihat dan baca, Iqbal yang tercatat lima kali berkunjung
ke sana menjadi banyak memperoleh tentang fakta bagaimana adat Melayu dan Batak
sebagai dua budaya yang dominan di Sumatera Utara. “Kita dapat gali karakter
asli dari dasar, ya sebagai kamu muda terpelajar, kita harus bantu lestarikan
warisan Tengku Luckman. Yang namanya taman baca atau perpustakaan, nyawanya
adalah pembaca,” ujarnya.
Senada
dengan Iqbal, Mira yang pernah sepuluh tahun mendampingi aktivitas ayahnya juga
tekankan pentingnya untuk mencari dan menjaga identitas budaya lokal.
Dulu, diceritakan
Mira Tengku Luckman giat
belajar lantaran ia tak mau pekatnya budaya asli yang ia emban tidak luntur
melawan arus budaya modern yang berafiliasi. Sejak tahun 1953, beberapa tahun
setelah Indonesia merdeka, Tengku Luckman memulai meneliti, belajar, dan menulis
untuk lestarikan adat leluhurnya.
Selama
hidupnya itu juga ia telah hasilkan karya 32 judul buku dari hasil penelitian
dan pemikirannya. Ia juga selalu mensugesti agar
kebiasaan baca yang ia punya dapat menular ke semua orang, karena buku dapat mengembalikan identitas suatu bangsa. Seperti kata
mutiara yang ia tuliskan “Ingat akan tunjuk
ajar, ingat amanah dan petuah, pandai pengunut langkah lalu, pandai membaca jejak
yang lampau, pandai mencontoh yang sudah, bijak membaca yang tiba”.
Wynn Hotel & Casino, Las Vegas - Mapyro
Get 파주 출장마사지 directions, reviews 당진 출장마사지 and information for Wynn 경상남도 출장샵 Hotel & Casino in Las Vegas, NV. Wynn Hotel and 세종특별자치 출장마사지 Casino, Las 오산 출장안마 Vegas, NV, USA.